Institut Teknologi Bandung (ITB), bersama Yandex dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia, baru-baru ini menyelenggarakan seminar bertajuk “Milestones shaping AI: ethical considerations, AI in smart cities, and innovation” pada 27 Februari 2024. Seminar ini membahas lanskap kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, menjelajahi praktik terbaik, dan mendiskusikan bagaimana AI dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan bertanggung jawab.
Acara ini dihadiri oleh para pakar terkemuka, termasuk Direktur Pengendalian Teknologi Informasi dan Komunikasi Kominfo, Teguh Arifiyandi; Dekan Fakultas Teknik Elektro dan Informatika ITB, Tutun Juhana; Kepala Pusat Inovasi Kota Cerdas dan Masyarakat ITB, Prof. Suhono Harso Supangkat; Peneliti di Smart City and Community Innovation Center ITB, Fadhil Hidayat; VP Strategy Yandex, Alexander Popovskiy; dan Direktur Pengembangan AI Yandex, Alexander Krainov.
Seminar dibuka dengan sambutan dari Dr. Tutun Juhana dan Prof. Suhono Harso Supangkat yang menekankan pentingnya teknologi, khususnya AI, dalam meningkatkan kualitas hidup di Indonesia. Mereka membahas bagaimana AI telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern dan potensinya untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.
Peran Yandex dalam Pengembangan AI yang Bertanggung Jawab
Alexander Popovskiy dari Yandex menekankan kolaborasi antara Yandex, Kominfo, dan ITB sebagai langkah penting dalam pengembangan AI di Indonesia. Ia menyoroti pentingnya etika dan keamanan digital dalam pengembangan dan implementasi AI. Yandex, sebagai perusahaan pengembang solusi AI dan pembelajaran mesin, berkomitmen untuk mengembangkan model yang bermanfaat bagi manusia dan sesuai dengan standar etika dan keselamatan.
Popovskiy juga menjelaskan keterlibatan Yandex dalam pengembangan kode etik AI di Rusia, sebuah upaya kolaboratif dengan perusahaan teknologi besar, lembaga publik, dan komunitas ilmiah. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman dan terpercaya untuk pengembangan AI di Rusia, dan dapat menjadi contoh yang baik untuk diadopsi di negara lain.
Ia menutup sambutannya dengan ungkapan terima kasih kepada Kominfo dan ITB atas dukungan dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam seminar penting ini. Seminar ini diharapkan dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan meningkatkan pemahaman tentang peran AI dalam menciptakan lingkungan teknologi yang aman di Indonesia.
Tinjauan Sejarah dan Perkembangan AI
Alexander Krainov memberikan presentasi yang mendalam tentang sejarah modern AI, menelusuri perkembangannya dari jaringan saraf awal hingga teknologi AI generatif seperti DALL-E dan ChatGPT. Ia menjelaskan bahwa perkembangan AI bukanlah suatu kejadian kebetulan, melainkan proses sistematis yang didasari oleh penemuan-penemuan ilmiah yang saling terkait. Ia juga optimis bahwa kemajuan-kemajuan yang lebih menarik masih akan datang di masa depan.
Regulasi AI di Indonesia dan Pertimbangan Etika
Teguh Arifiyandi dari Kominfo menjelaskan bahwa Indonesia belum memiliki undang-undang khusus untuk AI. Namun, Kominfo tidak menutup kemungkinan untuk mengadopsi peraturan internasional yang relevan. Ia menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan lokal sebelum merumuskan regulasi baru. Kominfo telah mengeluarkan Surat Edaran Etika AI yang menonjolkan nilai-nilai seperti humanisme, inklusi, kredibilitas, dan akuntabilitas dalam pengembangan dan penggunaan AI.
Kominfo juga telah menetapkan empat sasaran strategis dalam kebijakan AI-nya: memastikan kualitas dan akurasi layanan AI, keamanan data, peningkatan sumber daya manusia terkait AI, dan pencegahan kejahatan siber menggunakan AI. Pencapaian target ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang aman dan beretika untuk pengembangan ekosistem AI di Indonesia.
Penerapan AI di Kota Cerdas dan Tantangan Etika
Fadhil Hidayat dari SCCIC ITB menjelaskan bagaimana AI dapat memberikan solusi sistematis bagi tantangan perkotaan, yang dapat diterapkan di daerah pedesaan dan bahkan di negara-negara lain. SCCIC mengusulkan solusi cerdas untuk berbagai tingkatan pemerintahan, namun selalu menekankan pentingnya etika dalam penerapan AI.
Ia menekankan bahwa platform dan layanan AI harus memprioritaskan transparansi, keadilan, perlindungan privasi, akuntabilitas, dan keragaman untuk mengurangi bias yang tidak disengaja dalam pengembangan AI. Ini merupakan pesan kunci yang harus diingat dalam setiap tahap pengembangan dan implementasi sistem AI.
Kesimpulan
Seminar ini diakhiri dengan diskusi panel yang membahas tren terkini dan prospek masa depan AI dalam pendidikan dan industri Indonesia. Diskusi ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi untuk memastikan pengembangan dan penggunaan AI yang bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Seminar ini menjadi bukti komitmen Indonesia dalam menghadapi perkembangan teknologi AI secara bijak dan bertanggung jawab. Dengan memperhatikan aspek etika dan keamanan, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan potensi AI secara maksimal untuk kemajuan bangsa.
